Selasa, 07 Maret 2017

Pembelajaran KlasiK,Operan,dan Kognitif
Defenisi Pembelajaran Klasik
·         Sebuah bentuk pembelajaran asosiatif dimana stimulus netral menjadi diasosiasikan dengan stimulus yang bermakna dan menimbulkan kemampuan untuk mengeluarkan respon yang serupa.
·         Perubahan perilaku yang terjadi akibat stimulus netral diasosiasikan dengan stimulus ilmiah.
Defenisi Pembelajaran Operan
·         Sebuah bentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan terulang lagi.
·         Pembelajaran dimana konsekuensi dari perilaku mengarahkan pada probabilitas perilaku.
Defenisi pembelajaran Kognitif
Teoripembelajaran kognitif, merupakansalahsatuteoribelajar yang menyatakanbahwa “belajarmerupakansuatuperistiwa mental yang berhubungandenganberfikir, perhatian, persepsi, pemecahanmasalahdankesadaran”

CONTOH KASUS CLASSICAL CONDITIONING
1.      IklanPilkesehatandanKecantikanMastin yang memilikilagu yang terkesanuniksehinggatakjarangbanyak orang yang menghapallagutersebut. Hal inimenjadi stimulus bagi para konsumendanmemengaruhioperilakukonsumen.
2.      Filipusmempunyaitetangga yang tinggalberdempetandenganrumahnya. Filipusdantetangganyasama-samamempunyaimobildan motor. TapiFilipusdapatmembedakansuaramana yang merupakankendaraanmilikkeluarganya, mana yang merupakansuarakendaraantetangganya.
3.      Suaraadzan yang mengisyaratkanmasuknya waktushalatwajibbagi para umatmuslim
4.      BunyiBel di sekolahsebagaipenandawaktumasuksekolah, pergantian jam belajar, penandawaktuistirahatdansebagaipenandawaktupulang
5.      PertunjukanatraksiLumba-Lumbadimanaselaindilatih, Lumba –Lumbatersebutdiberikan stimulus berupamakananuntukmelakukanatraksi
CONTOH KASUS OPERANT CONDITIONING
1.      Arya sangatsusahjikasudahwaktunyamakansiang. Diatidakmaumakansampaiharusberkejar-kejarandengan sang ibu. Maka, sang ibuberjanjijika Arya dapatmenghabiskanmakansiangnya, ibuakanmengajaknyakelilingnaikkereta di mall padamalamharinya. (Positive Reinforcement)
2.      SaatRosiduduk di kelas 6 SD, diamendapat ranking 5. Melihatprestasinya, ayah mengatakanjikaRosidapatmenaikkanrankingnyasampai ranking 3 makadiaakandiberisepatusekolah yang baru. (Positive Reinforcement)
3.      Pak Sudinadalah guru yang disiplindalamhalmendidikmurid-muridnya, sehinggajikaadamurid yang tidakmembawabukumakabeliauakansegeramemberikanhukumanpadamuridtersebut. Tonolupamembawabukusaatpelajaran Pak Sudinsehinggadiadiberihukuman. Minggudepannyasaatpelajaran Pak Sudin, Tonotidaklupalagiuntukmembawabuku. (Punishment)
4.      Seluruhmuridkelas 2 SMP diberikantugasuntukmemberikanlaporanhasilpengamatankecambahdaribijikacanghijau. Farah sudahmenyelesaikantugasdanmengumpulkannyadengantepatwaktusehingga guru tidaklagimenegur Farah, sehinggadiamakinseringmengerjakantugassertamengumpultepatwaktu. (Negative Reinforcement)
5.      Padaiklan Top Kopi dimanaIwanFals (Primary Stimulus) yang merupakansebuahpenyanyisekaliguspublic figure menyemboyankan “Janganmengaku orang Indonesia kalaubelumcoba Top Kopi” (Secondary Stimulus). Hal iniakanmembuat para konsumenakanmencobaproduk Top Kopi utamanya para pecintaIwanFals.

Contoh Teori Belajar Kognitif
Berikutcontohteoribelajarkognitif yang kitaalami di kehidupansehari-hari,
1.      Padasaatkitaterbangunpagikarenabunyibeker, kitabisamemutuskantindakanapa yang kitalakukan, yaitumematikan jam bekerdanmelanjutkantidurlagi. Ataumematikan jam bekerlaluberanjakdaritempattidurdanmulaiberaktifitas.
2.      Seorangpenjelajahalamsedangberdirimenatapduasisijalan di hadapannya. Iaharusmemutuskanjalanmana yang akanialalui agar cepatsampaikesungaikarenaiasudahkehausan. Jalan yang pertamaadalahjalan yang biasadilaluipenjelajahlain, tetapijalanitumengambilrutememutardanlabihjauhdarijalankedua. Jalankedua, adalahjalan yang samasekalibelumdilewatiolehseorang pun. Tetapijalanitumasihdipenuhidengansemakbelukar, suara air sungau yang bergemericikterdengardarisisijalankeduaini. Si penjelajah pun memutuskanuntukmemilihjalan yang keduadenganpertimbangan, iasudahsangathausdanmerasalemasuntukmenempuhperjalananjauhlagi, iajugamempunyaikapak di tangan yang bisaiagunakanuntukmembabatsemakbelukartersebut. Ia pun memilihjalankedua.
3.      Seoranganakbelajarmenghitungmenggunakansempoa. Iamenganalogikanangka 1, 2, 3, danseterusnyadenganjumlahbulatanataubatangpadasempoa. Sehinggaanakitubisamegoperasikanpenjumlahandanpengurangandenganbenarmemakaialatbantuhitungsempoa. Initermasukdalamtahapsimbolikteoribelajarmilik Burner.
4.      Saatkitamengalamimasalahdalammencucibaju yang sudahkitarendamsebelumnyadikarenakanadapemadamanlistrik, jadikitatidakbisamenggunakanmesincuciuntukmencucibajukita. Makakitaakanmemikirkancara lain untukmencucibajutersebutyaitudengancaratradisionalmenggunakansikatbaju. Cara inilebihdipilihdaripadamenunggulistriksampaihidup
5.      Sorangtunanetraygdapatmengenalhuruftanpamelihat, denganbelajarhuruf braille. Hanyadenganmenggunakaninderaperaba (jari-jaritangan) untukmerabatitiktitiktimbulygtelahtersusunsecarasistematisuntukmewakilihurufhuruf yang sebenarnya.
Kesimpulan:
§  Teorioperan (operant conditioning) adalah proses belajar yang manaperilakuataurespon yang mendapatpenguatanberupasesuatu yang disukaioleh organism akancenderungdiulang-ulang..

§  Teoribelajarkognitifdalam proses pembelajaran, yaituperubahanpersepsidanpemahaman yang tidakselaludapatterlihatsebagaitingkahlaku, menekankanpadagagasanbahwapadabagian-bagiansuatusituasiberhubungandengankonteksseluruhsituasitersebut. Pengetahuandibangundalamdiriseseorangmelalui proses interaksi yang bersinambungandenganlingkungan.

§  Penerapan classical conditioning merupakanmetodeterapidalammerubahperilaku yang bersifat maladaptif danmerubahnyamenjadiperilaku yang adaptif. 

Jadi, segalaperilaku yang terjadipadadirimanusiasemuanyaberasaldari proses belajar yang berdasarkanpadapengalaman(Classical Conditioning), konsekuensi(Operant Conditioning),dan proses berfikir(Kognitif Learning).





 nama : nirmala Sari
 nim    : 161301014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar