Selasa, 13 Juni 2017

testimoni setelah UTS



Nama   : Nirmala Sari
NIM    : 161301014
Kelas   : Psikologi Pendidikan A

Selama mata kuliah Psikologi Pendidikan yang berjalan selama 1 semester ini, saya banyak mendapatkan ilmu yang lebih tentang Psikologi, terutama Psikologi Pendidikan. materi-materinya sangat menarik dan bagus  untuk menambah ilmu dan pengetahuan saya dalam belajar Psikologi Pendidikan ini. Dalam mengajar dosennya menyampaiakan materinya dengan sangat baik, mulai dari awal perkuliahan hingga akhir perkuliahan. Dengan jam perkuliahan nya yang 2 sks dan ditambah lagi dengan waktunya yang cukup membuat saya dan kawan-kawan  jadi malas dan lapar, apa lagi kalo dosennya lama keluar kelas dan waktu sholat zuhur pun sudah masuk. Disitu kadang saya sangat kesal karena harus buru-buru sholat, karena jam 1 harus masuk Psikologi Organisasi dan Industri lagi.   
Hampir di setiap materi kami selalu di beri tugas, yang bertujuan untuk menambah ilmu-ilmu baru buat kami. Setelah tugasnya selesai, tugas tersebut akan di posting ke blog kami masing-masing dan batas pengumpulan juga diberi, dimana itu bertujuan agar kami disiplin waktu. Tugas tersebut selalu diberi untuk tugas kelompok, dimana tugas kelompok tersebut diajarkan untuk kita tetap selalu bekerja sama dan saling membantu. 


Tes Standar dan Pengajaran (resume 3 setelah UTS)


TES STANDAR DAN PENGAJARAN
            Tes yang dibakukan atau tes standar (standardized test) telah banyak dipakai untuk mengevaluasi prestasi dan pembelajaran siswa. Meskipun sekarang tes ini lebih banyak digunakan untuk membandingakan kinerja murid di berbagai sekolah, distrik, negara bagian, dan negara yang berbeda-beda, namun tes ini bukannya tanpa kontroversi.

Apa Itu Tes Standar????????
            Tes standar atau tes dibakukan mengandung prosedur yang seragam untuk menentukan nilai dan administrasinya. Tes standar ini biasanya membandingkan kemampuan murid dengan murid lain pada usia atau level yang sama, dan dalam banyak kasus perbandinganini dilakukan ditingkat nasional.
Tujuan Tes Standar
            Tes standar biasanya bertujusn untukl :
·         Memberikan informasi tentang kemajuan murid. Tes standar adalah sumber informasi tentang seberapa baik prestasi dan kemampuan murid.
·         Mendiagnosis kekuatan dan kelemahan murid. Tes standar juga dapat memberikan informasi tentang kekuatan dan kelemahan pembelajaran murid.
·         Memberikan bukti untuk penempatan murid dalam program khusus. Tes standar juga dapat dipakai untuk membuat keputusan tentang apakah murid diizinkan masuk ke program spesifik atau tidak.
·         Memberi informasi untuk merencanakan dan meningkatkan  pengajaran atau instruksi. Bersama dengan informsi lain, nilai dari tes standar dapat dipakai oloeh guru dalam membuat keputusan tentang instruksi.
·         Membantu administrator mengevaluasi program. Jika sekolah hendak beralih ke program baru, admistrasi sekolah  harus tahu seberapa efektifkah program baru itu.
·         Memberikan akuntabilitas. Sekolah dan guru diharapkan bertanggung jawab atas pengajaran muridnya.


Kriteria Untuk Mengevaluasi Tes Standar
1.      Norma
Untuk memahami kinerja murid individual dalam suatu tes, kinerjanya itu perlu dibandingkan dengan kinerja dari kelompok norma (normgroup), yakni kelompok dari individu yang sama yang sebelumnya telah diberi ujian oleh penguji. Tes ini dikatakan didasarkan pada norma nasional (national norm) apabila kelompok norma itu terdiri dari representasi murid secara nasional.
2.      Validitas
Valitas biasanya didefinisikan sebagai sejauh mana sebuah tes bisa mengukur apa-apa yang hendak diukur dan apakah inferensi tentang nilai tes itu akurat atau tidak. Dari segi karakteristik itu terdiri dari 3 tipe validate yaitu: validitas isi, validitas kriteria, dan validitas konstruk (susunan). Validitas isi adalah kemampuan tes untuk mencakup sampel (to sample) isi yang hendak diukur. Valitas kriteria dalah kemampuan tes untuk memprediksi kinerja murid saat diukur dengan penilaian atau kriteria lain.
3.      Realibilitas
Reabilitas adalah sejauh mana sebuah prosedur tes bisa menghasilkan nilai yang konsisten dan dapatb diproduksi. Agar bisa disebut reliabel, nilai harus stabil, dependable, dan relatif bebas dari kesalahan pengukuran.
4.      Keadilan
Tes yang adil (fair) adalah tes yang tidak bias (unbiased) dan tidak diskriminatif. Tes itu tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti gender, etnis, atau faktor subjektif seperti bias nilai. Apabila tes itu fair maka murid punya kesempatan untuk menunjukkan kemampuan mereka sehingga kinerja merela tidak dipengaruhi oleh faktor gender, etnis, ketidakmampuan (cacat) atau faktor lain yang tidak berhubungan dengan  tujuan dari tes tersebut. 







Tes Kecakapan dan Prestasi
          Ada dua tipe utama tes standar: tes kecakapan (aptitudea) dan tes prestasi (achievement).
Membandingkan  Tes Kecakapan dengan Tes Prestasi
            Tes kecakapan (aptitude test) didesain guna memprediksi kemampuan murid untuk mempelajari suatu keahlian atau menguasai sesuatu dengan pendidikan dan training tingkat lanjut. Tes kecakapan ini mencakup mental umum seperti tes kecerdasan (Standford-Binet,Weschsler Scales, dan sebagainya). Mereka juga memasukkan tes yang dipakai untuk memprediksikan kesuksesan dalam subjek akademik atau area okupasional.
            Tes prestasi  dimaksudkan untuk mengukur apa yang telah dipelajari atau keahlian apa yang telah dikuasai murid. Namun, perbedaan antara tes prestasi dengan tes kecakapan terkadang kabur. Kedua jenis tes ini menilai status murid, pertanyaan yang dipakai kebanyakan mirip, dan biasanya hasil dari jua jenis tes ini mempunyai korelasi yang tinggi.

Identifikasi Peran  Guru dalam testing Standar
·         Memastikan agar murid punya keahlian mengerjakan soal yang baik. Juga mengumunikasikan sikap positif terhadap tes kepada murid. Membuat program untuk meningkatkan nilai muird ternyata banyak menolong.
·         Kebanyakan pedoman tes standar mengemukakan cara menata ruang ujian, apa yang harus dilakukan jika murid mengerjakan soal, cara mendistribusikan lembar soal dan lembar jawaban, dan cara menentukan waktu tes. Dalam menjalankan tes, adalah penting mengikuti naskah kata demi kata.
·         Statistik deskriptif adalah prosedur matematika yang dipakai untuk mendeskripsikan dan meringkas data dalam cara yang bermakna.
·         Hindari menginterpentasikan hasil tes secara berlebihan. Cara yang baik adalah memahami nilai bukan sebagai satu nilai tunggal tetapi sebagai nilai yang berbeda di dalam urutan atau range. Jangan mengevaluasi hasil tes secara terpisah dari infromasi lain tentang murid, seperti kinerja kelas dan sifat dari pengajaran.
·         Nilai tes standar dapat dipakai untuk merencanakan dan meningkatkan instruksi. Ini dapat dilakukan sebelum instruksi atau instruksi. 

manajemen kelas (resume 2 setelah UTS)


MANAJEMEN KELAS
Manajemen kelas merupakan kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar efektif di dalam kelas.

Tujuan Manajemen Kelas
Adapun tujuan dari manajemen kelas adalah sebagai berikut :
·         Mewujudkan situasi dan kondisi kelas baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
·         Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnyan belajar mengajar yang efektif
·         Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar efektif
·         Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.
·         Membuat kelas sebagai tempat belajar
·         Menciptakan proses belajar efektif di dalam kelas
·         Menciptakan suasana kelas yang kondusif untuk terjadinya proses belajar
·         Selalu berusaha agar siswa benar-benar aktif
·         Mengupayakan suasana-suasana yang membantu proses belajar menjadi lebih efektif dan efesien.
Selain itu manajemen kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran siswa (Charles, 2002; Everstson, Emmer, & Worsham, 2003). Manajemen kelas yang mengorientasikan murid pada sikap pasif dan patuh pada aturan ketat dapat melemahkan keterlibatan murid dalam pembelajaran akitf, pemikiran dan konstruksi pengetahuan sosial.

Manfaat Manajemen Kelas yang Efektif
1.      Bagi Guru
Adapun manfaatnya bagi guru adalah untuk mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam memelihara kelancaran penyajian dan langka-langkah pembelajaran secara tepat dan baik, memiliki kesadaran terhadap kebutuhan siswa dan mengembangkan kompetensi di dalam memberikan pengarahan yang jelas kepada siswa, dan memberikan respon secara efektif terhadap tingkah laku siswa  yang menimbulkan gangguan.
2.      Bagi siswa
Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya serta sadar akan mengendalikan dirinya, ,membantu siswa menampilkan tingkah lakunya sesuai dengan tat tertib kelas dan merasakan teguran guru sebagi suatu peringatan bukan kemarahan, dan menimbulkan rasa kewajiban melibatkan diri dalam mengerjakan tugas serta bertingkah laku yang sewajarnya sesuai dengan aktivitas kelas yang sedang berlangsung.

Strategi yang Dilakukan dalam Manajemen Kelas
·         Mendesain lingkungan fisik kelas untuk mengembanga pembelajaran yang optimal
·         Menciptakan lingkungan yang positif untuk pembelajaran
·         Membangun dan menegakkan aturan
·         Mengajak siswa bekerja sama
·         Mengatasi problem secara efektif
·         Menggunakan strategi komunikasi.
Mendesain Lingkungan Fisik Kelas
          Ketika memikirkan tentang manajemen kelas yang efektif, gruru yang tidak berpengalaman terkadang mengabaikan lingkungan fisik.

Prinsip Penataan Kelas
            Berikut ini 4 prindip dasar untuk menata kelas :
v  Kurangi kepadatan di tempat lau-lalang. Gangguan dapat terjadi di daerah yang sering dilewati.
v  Pastikan bahwa anda dapat dengan mudah melihat semua murid. Tugas manajemen yang paling penting adalah memonitor murid secara cermat.
v  Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses. Ini akan meminimalkan waktu persiapan dan perapian, dan mengurangi kelambatan dan gangguan aktivitas.
v  Pastikan murid dapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas.
Gaya Penataan
             Dalam memikirkan bagaimana cara mengorganisasikan ruang fisik kelas, kita harus bertanya pada diri sendiri  tipe aktivitas pengajaran apa yang akan diterima murid .
Penataan Kelas Standar
            Berikut ada beberapa gaya penataan kelas standar:
Ø  Gaya auditorium
Semua murid akan mengahadap guru. Penataan  ini membatasi kontak murid tatap muka dan guru bebas bergerak kemana saja. Gaya auditorium sering kali di pakai ketika guru mengajar atau seseorang memberi presentasi ke kelas.
Ø  Gaya tatap muka (face to face)
Murid saling menghadap. Gangguan dari murid lain akan lebih besar pada susunan ini ketimbang pada susunan auditorial.
Ø  Gaya off-set
Sejumlah murid biasanya (tiga atau empat anak) duduk dibangku tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain. Gangguan dalam gaya ini lebih sedikit ketimbang gaya tatap muka dan efektif untuk kegiatan pembelajaran kooperatif.
Ø  Gaya seminar
Sejumlah besar murid (10 atau lebih) duduk disusun berbentuk lingakaran, atau persegi, atau bentuk U. Ini terutama efektif ketika guru ingin agar murid berbicara satu sama lain atau ber cakap-cakap dengan guru.
Ø  Gaya klaster (cluster)
Sejumlah murid (biasanya 4-8 anak) bekerja dalam kelompok kecil. Susunan ini terutama efektif untuk aktivitas pembelajaran kolaboratif. 

Senin, 05 Juni 2017

Anak Berkebutuhan Khusus ( resume 1 sesudah UTS)

resume 1 sesudah UTS

Anak Berkebutuhan Khusus Atau Pelajar Yang Tidak Biasa
           
Dahulu istilah “ketidakmampuan” (disability) dan “cacat” (handicap) dapat dipakai bersama-sama, namun kini kedua istilah itu dibedakan. Disability adalah keterbatasan (ketidakmampuan) personal yang membatasi kemampuan seseorang. Handicap adalah kondisi yang dinisbahkan pada seseorang yang menderita ketidakmampuan. Kondisi ini boleh jadi dikarenakan oleh masyarakat, lingkungan fisik, atau sikap orang itu sendiri. 
Para pendidik lebih sering menggunakan istilah “children with disabilities” (anak yang menderita ketidakmampuan/gangguan), dari pada istilah “disabled children”(anak cacat). Tujuannnya adalah memberikan penekanan pada anaknya, bukan pada cacat atau ketidakmampuannya. Anak-anak yang menderita ketidakmampuan juga tidak juga disebut sebgai “handicapped” (penyandang cacat), walaupun istilah handicapping condition masih digunakan untuk mendeskripsikan hambatan belajar dan hambatan fungsi dari seseorang yang mengalami ketidakmampuan. Kemudian ketidakmampuan ini dikelompokkan menjadi: gangguan organ indera (sensory), gangguan fisik, retardasi mental, gangguan bicara dan bahasa, gangguan belajar (learning disorder), attention deficit hyperactivity disorder, dan gangguan emosional dan perilaku.

A.   Gangguan Indera
Gangguan indera mencakup gangguan atau kerusakan pengelihatan dan penginderaan.
         
   Gangguan Pengelihatan.
            Beberapa murid mengalami problem pengelihatan (visual) yang masih belum diperbaiki. Jika anda melihat murid sering memicingkan mata, membaca buku dari jarak yang amat dekat, sering mengucek-ucek mata, dan sering mengeluh karen pandangannya kabur atau suram, maka suruh mereka untuk memeriksakan matanya. Tetapi ada segelintir murid menderita gangguan visual serius dan dikategorikan rusak pengelihatannya. Ini termasuk murid yang menderita low vision dan murid buta.
            Anak-anak yang menderita low vision ini punya jarak pandang antara 20/70 dan 20/200 (pada skala Snellen dimana angka normalnya adalah 20/20) apabila di bantu lensa korektif. Anak low vision dapat membaca buku dengan huruf besar-besar atau dengan bantuan kaca pembesar. Anak yang”” buta secara edukasional” (educationally blind) tidak bisa menggunakan pengelihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan pendengaran dan sentuhan untuk belajar.
            Banyak anak buta ini mempunyai kecerdasan normal dan berprestasi secara akademik apabila diberi dukungan dan bantuan belajar yang tepat. Namun, multiple disabilities sering kali bukan hal yang aneh dalam diri murid yang tergolong educationally blind. Murid yang menderita bermacam-macam ketidakmampuan ini sering kali membutuhkan berbagai jenis bantuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan mereka.

Gangguan Pendengaran
            Gangguan pendengaran dapat menyulitkan proses belajar anak. Anak tuli secara lahir atau menderita tuli saat masih anak-anak biasanya lemah dalam kemampuan berbicara dan bahasanya.pendekatan pendidikan untuk membantu anak yang punya masalah pendengaran terdiri dari 2 kategori, yaitu pendekatan oral dan pendekatan manual.
·         Pendekatan oral antara lain menggunakan metode membaca gerak bibir, speach reading (menggunakan alat visual untuk mengajar membaca), dan sejenisnya.
·         Pendekatan manual adalah bahasa isyarat dan mengeja jari (finger spelling). Bahasa isyarat adalah sistem gerakan tangan yang melambangkan kata.

B. Gangguan Fisik
            Gangguan fisik antara lain adalah gangguan ortopedik, seperti gangguan karena cedera di otak (cereberal palsy), dan gangguan kejang-kejang. Gangguan ortopedik biasanya berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol getak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi. Gangguan ortopedik ini biasanya disebabkan oleh problem prenatal (dalam kandungan) atau prinatal (menjelang atau sesudah kelahiran), atau karena penyakit atau kecelakaan saat anak-anak.
            Cereberal palsy adalah berupa lemahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah dan goyah, atau bicaranya tidak jelas. Penyebab umumnya adalah kekurangan oksigen saat lahir. Cereberal palsy yang paling umum disebut spastic, otot anak menjadi kaku dan sulit digerakkan.

 C. Retardasi Mental
            Adapun ciri-ciri dari retardasi mental adalah lemahnya fungsi intelektual. Retardasi mental dianggap sebagai orang yang tidak dapat menguasai keahlian yang sesuai dengan umurnya dan tidak bisa merawat dirinya sendiri. Penyebab dari retardasi mental adalah faktor genetik dan kerusakan otak.
            Faktor genetik. Bentuk yang paling umum dari retardasi mental adalh down syndrome. down syndrome ini merupakan bentuk retardasi mental yang ditransmisikan secara genetik sebagai akibat adanya kromosom extra (kromosom ke-47). Selain  itu ada fragile x syndrome, ini merupakan bentuk retardasi mental yang ditransmisikan secara genetik akibat dari krosom x yang tidak normal. Dan fetal alcohol syndrome, ini merupakan serangkaian ketidaknormalan termasuk retardasi mental dan ketidaknormalan wajah, yang menimpa anak dari ibu yang suka minum minuman beralkohol selam masa kehamilan.

D.Gangguan Bicara dan Bahasa.

1.      Gangguan Artikulasi merupakan problem dalam pengucapan suara secara benar. Anak penderita problem artikulasi mungkin sulit berkomunikasi dengan teman atau guru dan merasa malu. Akibatnya, anak enggan bertanya, tidak mau berdiskusi, atau berkomunikasi dengan temannya. Ini dapat diperbaiki dengan terapi bicara, meskipun dibutuhkan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
2.      Gangguan suara merupakan tampaknya dalam ucapan yang tidak jelas, karena terlalu kencang, terlalu tinggi, atau terlalu rendah. Suara anak-anaka yang berbibir sumbing biasanya sulit dimengerti.
3.      Gangguan kefasihan atau kelancaran bicara biasanya gagap. Kondisi ini terjadi ketika ucapan anak terbata-bata, jeda panjang atau berulang-ulang.
4.      Gangguan bahasa meupakan signifikan dalam bahasa reseptif atau bahasa ekspresip anak. Gangguan ini dapat menyebabkan problem belajar serius.
Gangguan bahasa ini mencakup 3 kesulitan yaitu:
·         Kesulitan menyusun pertanyaan untuk memperoleh informasi yang diharapkan
·         Kesulitan memahami dan mengikuti perintah lisan.
·         Kesulitan mengikuti percakapan, terutama ketika percakapan itu berlangsung cepat dan kompleks.