Jumat, 31 Maret 2017

MOTIVASI, PENGAJARAN, DAN PEMBELAJARAN


resume 2:

 MOTIVASI, PANGAJARAN, DAN PEMBELAJARAN

Apa motivasi itu?
          Motivasi adalah proses pemberian semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Maksudnya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, semangat, terarah dan bertahan lama. Adapun contoh dari motivasi adalah kisah Lance Armstong.Lance aaarmstong adalah seorang pembalap sepeda yang hebat tetapi kemudian didiagnosis mengidap penyakit kanker pada tahun 1996. Peluang kesembuhannya diperkirakan kurang dari 50% saat Lance mengikuti kemoterapi dan emosinya memburuk. Akan tetapi, Lance pulih dari penyakit itu dab bertekad memenangkan lomba Tour de France sejauh kurang lebih 2.000 mil, sebuah lomba balap sepeda paling bergengsi didunia. Hari demi hari Lance berlatih keras, terus bertekad memenangkan lomba itu. Lance kemudian berhasi memenangkan lomba balap Tour de France bukan hanya sekali, tetapi empat kali pada tahun1999,2000,2001,2002. Berkat tekad dan semangat yang kuat dari dalam diri Lance untuk sembuh dan memenangkan lomba balap sepeda Tour de France, akhirnya ia bisa sembuh dan memenangkan lomba balap sepeda yang paling bergengsi tersebut.

Perspektif tentang Motivasi
1. Perspektif Behavioral
       Perspektif behavioral ini lebih menekankan pada imbalan dan hukuman. Eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Intensif adalah suatu peristiwa atau stimulus positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku seseorang. Pendukungan menggunakan intensif menekankan bahwa intensif dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat dan menjauhkan mereka dari perilaku yang tidak tepat. Contohnya yaitu dengan pemberian hadiah, nilai yang bagus, tanda bintang, pujian, jika mereka menyelesaikan tugas dengan baik.
2. Perspektif Humanistis
       Perspektif humanistis ini lebih menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebesan untuk memilih nasib mereka. Menuruthierarki kebutuhan Maslow, kebutuhan individual harus dipuaskan dalam urutan sebagai berikut:
·         Fisiologis; lapar, haus, dan tidur
·         Keamanan (safety) ; bertahan hidup, seperti perlindungan dari perang dan kejahatan.
·         Cinta dan rasa memiliki: keamanan (security), kasih sayang, dan perhatian dari orang lain.
·         Harga diri ; menghargai diri sendiri
·         Aktualisasi diri; realisasi potensi diri.
3. Perspektif Kognitif
       Menurut perspektif kognitif, pemikiran murid akan memandu motivasi mereka. Perspektif kognitf ini juga menekankan pada arti penting dari penentuan tujuan, perencanaan dan monitoring kemajuan menuju suatu tujuan.
4. Perspektif Sosial
       Kebutuhan  afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Ini membutuhkan pembentukan, pemeliharaan dan pemulihan hubungan personal yang hangat dan akrab. Kebuthan asfiliasi murid terce,in dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan dekat, keterikatan mereka dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru.

MOTIVASI UNTUK MERAIH SESUATU
Ø Motivasi Ekstrinsik
       Motivasi ekstrinik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik ini sering dipengaruhi oleh intensif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Contohnya, murid mungkin belajar keras menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang memuaskan.
Ø Motiasi Intrinsik
       Motiasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Contohnya, murid mungkin belajar menghadapi ujian karena ia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu.
MOTIVASI, HUBUNGAN DAN KONTEKS SOSIOKULTURAL
vMotif Sosial
Motif sosial adalah kebutuhan dan keinginan yang dikenal melalui pengalaman dengan dunia sosial. Kebutuhan ini membutuhkan pembentukan, pemeliharaan, dan pemulihan hubungan yang akrab, hangat, dan personal.
v Hubungan Sosial
     Hubungan murid dengan orang tua,teman sebaya, kawan, guru dan mentor, dan orang lain, dapat memengaruhi prestasi dan motivasi sosial mereka.
v  Konteks Sosiokultural
·         Status sosioekonomi dan etnisitas
          Tantangan utama bagi murid dari etnis minoritas, khususnya mereka yang dari keluarga miskin, adalah soal prasangka rasial, konflik antara nilai kelompok mereka dengan kelompok mayoritas, dan kurangnya orang dewasa yang berprestasi tinggi dalam kelompok kultural mereka yang dapat bertindak sebagai model peran positif.
·         Gender
     Perbedaan gender dalam prestasi berkaitan dengan keyakinan dan nilai. Perhatian utama adalah perbedaan gender dalam interaksi guru dan murid, kurikulum dan isi, pelecehan seksual, dan bias gender. Cotohnya, murid laki-laki lebih punya keyakina kompetensi lebih tinggi ketimbang murid perempuan untuk pelejaran matematika dan olahraga, sedangkan murid keyakinan perempuan lebih tinggi ketimbang murid laki-laki untuk pelajran bahasa inggris, membaca, dan aktivitas sosial.




MURID BERPRESTASI RENDAH DAN SULIT DIDEKATI
Murid yang Tidak Bersemangat
          Jenis murid ini mencakup : (1) Murid berprestasi rendah dengan kemampuan rendah dengan kesulitan untuk mengikuti pelajaran dan punya ekspektasi prestasi yang rendah ; (2) murid dengan sindrom kegagalan; dan (3) murid yang terobsesi untuk melindungi harga dirinya dengan menghindari kegagalan.
Murid yang Tidak Tertarik atau Teraliensi (Terasing)
          Strategi untuk membantu murid yang tak tertarik atau teraliensi adalah membangun hubungan yang positif dengan murid tersebut, membuat sekolah menjadi lebih menarik bagi mereka, strategi mengajar yang lebih menyenangkan, dan mempertimbangkan penggunaan mentor dari komunitas atau murid yang lebih tua sebagai orang pendukung bagi murid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar