Jumat, 31 Maret 2017

PERENCANAAN, INTRUKSI DAN TEKNOLOGI


 resume 1:
 Perencanaan, Instruksi, dan Teknologi

PERENCANAAN
Seringkalia dikatakan bahwa jika seseorang membuat rencana, maka dia merencanakan kegagalan.Banyak orang sukses menghubungkan prestasi mereka dengan perencanaan yang efektif .Misalnya, Lee Lcocca (1984),menisbahkan kesuksesannya pada para perencanaan nya.Disini saya akan mendeskripsikan apa itu perencanaan instruksional dan kerangka waktu dari perencanaan.
Perencanaan Intruksional
Perencanaan adalah aspek penting untuk menjadi guru yang kompeten .Perencanaan intruksional adalah pengembangan atau penyusunan strategi sistematikdan tertata untuk merencanakan pelajaran.Guru perlu menentukan seperti apa dan bagaimana mereka akan mengajar.
Kerangka Waktu
Menyusun rencana waktu yang sistematis membutuhkan pengetahuan tentang apa-apa yang perlu dilakuakan dan kapan melakukannya,atau perlu fokus pada “tugas” dan “waktu” .
Robert Yiger (1980) mengidentifikai lima rentang waktu perencanaan  guru yaitu ,perencanaan tahunan,perencanaan term,perencanaan unit,perencanaan mingguan, dan perencanaan harian..Ia juga merekomendasikan agar guru memerhatikan empat area rencana, dan kriteria efektivitas perencanaan.

PERENCANAAN DAN INTRUKSI OELAJARAN TEACHER-CENTRED
Perencanaan Pelajaran Teacher-Chentred
Tiga alat umum di sekolah yang berguna dalam perencanaan teacher-centered adalah menciptakan sasaran behacvioral (perilaku) ,menganalisis tugas,dan menyususn taksonomi (klasifikasi) instruksional.
Menciptakan Sasaran Behavioral.Sasaran behavioral
Behavioral objectives ada;ah pernyataan tentang perubahan yang diharapkan oleh guru akan terjadi dalam kinerja murid.Menurut Robert Mager (1962),sasaran behavioral harus spesifik.Mager percaya bahwa sasaran behavioral harus mengandung tiga bagian yaitu :
§  Perilaku murid. Fokus pada apa yang akan di pelajari atau dilakukan murid
§  Kondisi dimana perilaku terjadi.Menyatakan bagai mana perilaku akan di evaluasi atau dites
§  Kriteria kinerja. Menentukan level kinerja yang dapat diterima
§  Kemampuan perseptual.Murid menggunakan indra ,seperti pengelihatan ,pendengaran atau sentuhan ,untuk melakukan sesuatu
§  Kemampuan Fisik.Murid mengembangkan daya tahan,kekuatan,fleksibilitas,dan kegesitaan
§  Gerakan terlatih.Murid melakukan keterampilan fisik yang kompleks dengan lancar
§  Perilaku nondiskusif.Murid mengomunikasikan perasaan dan emosinya melalui gerak tubuh
Dimensi pengetahuan dibagi menjadi empat kategori,yang berada di kontinum mulai dari konkret (faktual) sampai abstarak (metakognisi) sebagai berikut :
o   Faktual.Elemen dasar yang harus diketahui murid agar bisa menguasai suatu disiplin ilmu dan memecahkan problem yang ada di dalamnya
o   Konseptual.Kesal;ing hubungan antara elemen dasar di alam struktur yang lebih besar yang membuaatnya abisa berfungsi bersama.
o   Prosedual.Bagaimana mengunakan sesuatu,metode penelitian dan kriteria untuk nmenggunakan suatu keahlian
o   Metakognitif.Pengetahuan kognisi dan kesadaran akan kognisi seseprang
Dimensi kognitif ,terdiri dari enam kategori berada di dalam kontiniudari kurang kompleks (mengingat )sampai lebih kompleks (mencipta)
Intruksi Langsung
            Intruksi langsung adalah pendekatan teacher-centered yang terstruktur yang dirincikan oleh arahan dan kontrol guru,ekspentasi guru yang tinggi atas kemajuan murid..Tujuan penting dari intruksi langsung adalah memaksimalkan waktu belajar murid.

Strategi Intruksi Teacher-Centered
o   Mengorientasikan.Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru,susunlah kerangka pelajaran dan orientasikan murid ke materi baru
o   Advance organizer. Mengorientasokan murid pada materi sebelum materi tersebut di ajarkan
o   Expository advance organizer .Memberi murid pengetahuan baru yang akan mengorientasikan mereka ke pelajaran yang akan datang
o   Comparative advance organizer.Memperkenalkan materi baru dengan mengaittkannya terhadap apa yang sudah diketahui murid.
o   Pengajaran,Penjelasan,dan Demonstrasi.Pengajaran dengan paparan/ ceramah (lecturing).
o   Pertanyaan dan diskusi.Untuk pendekatan instruksi teacher-centered
o   Mastery Learning.Pembelajaran dengan satu konsep atau menyeluruhsebelum pindah ketopik yang lebih sulit.
o   Pekerjaan Rumah. Dengan adanya tugas murid lebih bisa mengulang pelajarannya kembali dan meningkatkan prestasinya.



PERENCANAAN DAN INTRUKSI PELAJARAN LEARNER-CENTERED
Prinsip Learner-Centred
Intruksi  dan perencanaan learner-centered adalah yang dilakukan untuk siswa ,bukan yang dilakukan pada guru.Prinsip learner-centered yang dikembangkan oleh gugus tugas Amerika Psychological Association (APA) dapat dibagi menjadi 4 faktor yaitu :
Ø  Faktor Kognitif dan Metakognitif
Pada faktor kognitif dan metakognitif terdapat enam prinsip yaitu:
1.      Sifat proses pembelajaran
2.      Tujuan proses pembelajara
3.      Kontruksi pengetahuan
4.      Pemikiran strategis
5.      Memikirkan tentang pemikiran (metakognisi)
6.      Konteks Pembelajaran
Ø  Faktor Motivasi dan Emosional
Motivasi dan emosi adalah aspek penting dari pembelajaran yang di bagi menjadi 2 perinsip yaitu :
1.      Pengaruh motivasi dan emosi bagi pembelajaran
2.      Motivasi intrinsik untuk belajar.Motivasi dari diri sendiri
3.      Efek motivasi terhadap usaha.Pembelajaran akan lebih baik jika guru mendorong usaha anak dan ketekunan anak pada tugas
Ø  Faktor Sosial dan Development
Faktor ini memiliki 2 bagian yaitu :
1.      Pengaruh perkembangan pada pembelajaran.kesadaran dan pemahaman akan variasi perkembanagn anak-anak dapat membantu penciptaan kontels pembelajaran yang optomal.
2.      Pengaruh Sosial terhadap pembelajaran.Hubungan interpersonal yang berkualitas dapat menghasilkan rasa percaya dan perhatian sehingga meninggkatkan rasa memiliki,penghargaan diri,dan menghasilkan hasiol pembelajaran yang positif
Ø  Fkator Perbedaan Individual
Pertimbangan perbedaan individual anaka adalah landasan pendidikan yang efektif
Yang terdiri dari 3 bagaian yaitu :
1.      Perbedaan individual dalam pembelajaran
2.      Pembelajaran dan diversitas
3.      Standar dan penilaian.
4.       
TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
            Teknilogi sudah tak asing lagi di telinga kita terutama di dalam bidang pendidikan ,karena sekarang kita hidup di jaman yang penuh dengan teknologi canggih,bahkan anaka sekarang juga sangat mengenal pembelajaran dari teknologi.Seperti jumlah komputer di sekolah-sekolah yang semakain pesat.Namun pada kenyataan nya hanya sekolah yang memiliki guru-guru yang ahali dalam bidang teknologi lah yang benar-benar berubah menjadi sekolah-sekolah yang tinggi teknloginya.
Disini saya akan me,bahas sedikit tentang aplikasi dari teknologi yaitu:
v  Internet
Inti dari komunikasi melalui komputer.Dengan danya internet ini guru dan murid sangat mudah mengakses materi pembelajaran.
v  Webdsite
Tempat individu atau organisasai untuk menampilkan informasi pembelajaran.sssl
v  E-mail
Bagian terpenting dari internet yang digunakan untuk mengirim pesan dan menerima pesan dari banyak individu sekaligus dengan jumlah yang banyak
Terbukti bahwa  Teknologi dalam dunia pendidikan banyak sekali membawa dampak positif terutama dalam kemajuna pembelajaran si murid,sebab mereka tidak hanya mendapat materi  yang hanya di beri oleh si guru ,tetapi mereka lebih bisa menambah wawasan mereka dan menambah ilmu pengetahuan mereka dari berbagai sumber di internet.

MOTIVASI, PENGAJARAN, DAN PEMBELAJARAN


resume 2:

 MOTIVASI, PANGAJARAN, DAN PEMBELAJARAN

Apa motivasi itu?
          Motivasi adalah proses pemberian semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Maksudnya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, semangat, terarah dan bertahan lama. Adapun contoh dari motivasi adalah kisah Lance Armstong.Lance aaarmstong adalah seorang pembalap sepeda yang hebat tetapi kemudian didiagnosis mengidap penyakit kanker pada tahun 1996. Peluang kesembuhannya diperkirakan kurang dari 50% saat Lance mengikuti kemoterapi dan emosinya memburuk. Akan tetapi, Lance pulih dari penyakit itu dab bertekad memenangkan lomba Tour de France sejauh kurang lebih 2.000 mil, sebuah lomba balap sepeda paling bergengsi didunia. Hari demi hari Lance berlatih keras, terus bertekad memenangkan lomba itu. Lance kemudian berhasi memenangkan lomba balap Tour de France bukan hanya sekali, tetapi empat kali pada tahun1999,2000,2001,2002. Berkat tekad dan semangat yang kuat dari dalam diri Lance untuk sembuh dan memenangkan lomba balap sepeda Tour de France, akhirnya ia bisa sembuh dan memenangkan lomba balap sepeda yang paling bergengsi tersebut.

Perspektif tentang Motivasi
1. Perspektif Behavioral
       Perspektif behavioral ini lebih menekankan pada imbalan dan hukuman. Eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Intensif adalah suatu peristiwa atau stimulus positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku seseorang. Pendukungan menggunakan intensif menekankan bahwa intensif dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat dan menjauhkan mereka dari perilaku yang tidak tepat. Contohnya yaitu dengan pemberian hadiah, nilai yang bagus, tanda bintang, pujian, jika mereka menyelesaikan tugas dengan baik.
2. Perspektif Humanistis
       Perspektif humanistis ini lebih menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebesan untuk memilih nasib mereka. Menuruthierarki kebutuhan Maslow, kebutuhan individual harus dipuaskan dalam urutan sebagai berikut:
·         Fisiologis; lapar, haus, dan tidur
·         Keamanan (safety) ; bertahan hidup, seperti perlindungan dari perang dan kejahatan.
·         Cinta dan rasa memiliki: keamanan (security), kasih sayang, dan perhatian dari orang lain.
·         Harga diri ; menghargai diri sendiri
·         Aktualisasi diri; realisasi potensi diri.
3. Perspektif Kognitif
       Menurut perspektif kognitif, pemikiran murid akan memandu motivasi mereka. Perspektif kognitf ini juga menekankan pada arti penting dari penentuan tujuan, perencanaan dan monitoring kemajuan menuju suatu tujuan.
4. Perspektif Sosial
       Kebutuhan  afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Ini membutuhkan pembentukan, pemeliharaan dan pemulihan hubungan personal yang hangat dan akrab. Kebuthan asfiliasi murid terce,in dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan dekat, keterikatan mereka dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru.

MOTIVASI UNTUK MERAIH SESUATU
Ø Motivasi Ekstrinsik
       Motivasi ekstrinik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik ini sering dipengaruhi oleh intensif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Contohnya, murid mungkin belajar keras menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang memuaskan.
Ø Motiasi Intrinsik
       Motiasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Contohnya, murid mungkin belajar menghadapi ujian karena ia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu.
MOTIVASI, HUBUNGAN DAN KONTEKS SOSIOKULTURAL
vMotif Sosial
Motif sosial adalah kebutuhan dan keinginan yang dikenal melalui pengalaman dengan dunia sosial. Kebutuhan ini membutuhkan pembentukan, pemeliharaan, dan pemulihan hubungan yang akrab, hangat, dan personal.
v Hubungan Sosial
     Hubungan murid dengan orang tua,teman sebaya, kawan, guru dan mentor, dan orang lain, dapat memengaruhi prestasi dan motivasi sosial mereka.
v  Konteks Sosiokultural
·         Status sosioekonomi dan etnisitas
          Tantangan utama bagi murid dari etnis minoritas, khususnya mereka yang dari keluarga miskin, adalah soal prasangka rasial, konflik antara nilai kelompok mereka dengan kelompok mayoritas, dan kurangnya orang dewasa yang berprestasi tinggi dalam kelompok kultural mereka yang dapat bertindak sebagai model peran positif.
·         Gender
     Perbedaan gender dalam prestasi berkaitan dengan keyakinan dan nilai. Perhatian utama adalah perbedaan gender dalam interaksi guru dan murid, kurikulum dan isi, pelecehan seksual, dan bias gender. Cotohnya, murid laki-laki lebih punya keyakina kompetensi lebih tinggi ketimbang murid perempuan untuk pelejaran matematika dan olahraga, sedangkan murid keyakinan perempuan lebih tinggi ketimbang murid laki-laki untuk pelajran bahasa inggris, membaca, dan aktivitas sosial.




MURID BERPRESTASI RENDAH DAN SULIT DIDEKATI
Murid yang Tidak Bersemangat
          Jenis murid ini mencakup : (1) Murid berprestasi rendah dengan kemampuan rendah dengan kesulitan untuk mengikuti pelajaran dan punya ekspektasi prestasi yang rendah ; (2) murid dengan sindrom kegagalan; dan (3) murid yang terobsesi untuk melindungi harga dirinya dengan menghindari kegagalan.
Murid yang Tidak Tertarik atau Teraliensi (Terasing)
          Strategi untuk membantu murid yang tak tertarik atau teraliensi adalah membangun hubungan yang positif dengan murid tersebut, membuat sekolah menjadi lebih menarik bagi mereka, strategi mengajar yang lebih menyenangkan, dan mempertimbangkan penggunaan mentor dari komunitas atau murid yang lebih tua sebagai orang pendukung bagi murid.

PSIKOLOGI PENDIDIKAN


resume 3:
PSIKOLOGI PENDIDIKAN

SELAYANG PANDANG PSIKOLOGI PENDIDIKAN
            Psikologi adalah studi ilmiah tentang perilaku dan proses mental. Psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan.
LATAR BELAKANG PSIKOLOGI PENDIDIKAN
            Bidang psikologi pendidikan didirikan oleh beberapa perintis bidang psikologi sebelum awal abad ke-20. Ada 3 perintis terkemuka yang ada dalam sejarah awal psikologi pendidikan, yaitu :
*      WILLIAM JAMES
Tak lama setelah meluncurkan buku ajar psikologinya yang pertama, dengan judul Principles of Psychologi (1890), William James ini memberikan serangkaian kuliah yang bertajuk “ Talks to Teachers”. Dalam kuliah ini dia mendiskusikan aplikasi psikologi untuk mendidik anak-anak. James mengatakan bahwa eksperimen psikologi di laboratorium sering kali tidak bisa menjelaskan kepada kita bagaimana cara mengajar anak secara efektif. Dia juga menegaskan pentingnya mempelajari proses belajar dan mengajar di kelas guna meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu rekomendasi Willem James adalah mulai mengajar pada titik yang sedikit lebih tinggi di atas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak dengan tujuan untuk memperluas cakrawala pemikiran dan pengetahuan anak.
*      JOHN DEWEY
Tokoh kedua berperan besar dalam membentuk psikologi pendidikan adalah JOHN DEWEY. Dia menjadi motor penggerak untuk mengaplikasikan psikologi di tingkat praktis. Dewey membangun laboratorium psikologi pertama di AS, di Universitas Chicago, pada tahun 1894. Kemudian di Coulombia University, dia melanjutkan karya inovatifnya tersebut. Ide penting yang bisa kita ambil dari Dewey adalah:
a)      Kita mendapatkan pandangan tentang anak sebagai pembelajar yang aktif (active learner). Sebelum dewey mengemukakan pandangan ini, ada keyakinan bahwa anak-anak mestinya dududk diam di kursi mereka dan mendengarkan pelajaran secara pasif dan sopan. Dewey juga percaya bahwa anak-anak akan belajar dengan lebih baik jika mereka aktif.
b)      Kita mendapatkan ide bahwa pendidikan seharusnya di fokuskan pada anak secara keseluruhan dan memperkuat kemamouan anak untuk baradaptasi dengan lingkungannya. Dewwey percaya bahwa anak-anak seharusnya tidak hanya mendapatkan pelajaran akademik saja, tetapi juga harus diajari cara untuk berpikir dan beradaptasi dengan dunia di luar sekolah. Dia berpendapat secara khusus bahwa anak-anak harus belajar agar mampu memecahkan masalah secara reflektif.
c)      Kita mendapatkan gagasan bahwa semua anak berhak mendaptkan pendidikan yang selayaknya. Cita-cita demokratis ini pada pertenagahan abad ke-19 belum muncul, seab saat itu pendidikan hanya diberikan pada sebagian kecil anak, terutama anak keluarga kaya.
John Dewey adalah seorang psikolog yang sangat berpengaruh kepada seorang pendidik yang mendukung pendidikan yang layak bagi semua anak, lelaki maupun perempuan, dari semua lapisan sosial, ekonoimi dan etnis.
*      E.L THORNDIKE
Perintis ketiga adalah E.L THORNDIKE, yang memberi banyak perhatian pada penilaian dan pengukuran dan perbaikan dasar-dasar belajar secara ilmiah. Thorndike berpendapat bahwa salah satu tugas pendidikan di sekolah yanag paling penting adalah menanamkan keahlian penalaran anak. Thirndike ini sangat ahli dalam melakukan studi belajar dan mengajar secara ilmiah. Thorndike mengajukan gagasan bahwa psikologi pendidikan harus punya basis ilmiah dan harus berfokus pada pengukuran.

DIVERSITAS DAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN AWAL
            Tokoh yang paling menonjol dalam sejarah awal psikologi pendidikan kebanyakan adalah pria bekulit putih, seperti James, Dewey, dan Thorndike. Dua tokoh Amerika keturunan Afrika yang menonjol di bidang psikologi adalah Mamie dan Kenneth Clark, yang melakukan riset tentang identitas dan konsep diri anak-anak Afrika-Amerika. Pada tahn 1971, Kenneth Clark menjadi orang Afrika Amerika pertama yang menjadi presiden American Psychological Association. Pada tahun 1932, seorang psikologi dari negara latin, George Sanchez melakukan riset yang menunjukkan bahwa tes kecerdasan secara kultural telah dibiaskan dan merugikan anak-anak etnis minoritas. Salah satu orang yang sering diabaikan dalam psikologi pendidikan adalah Leta Hollingworth, dia adalah orang pertama yang menggunakan istilah gifted untuk mendeskripsikan anak-anak yang mendapat skor istimewa dalam tes kecerdasan.
PERKEMBANGAN LEBIH LANJUT
            Pendekatan Thorndike untuk studi pembelajaran digunakan sebagai panduan bagi psikologi pendidikan di paruh yang pertama abad ke-20. Dalam ilmu psikologi Amerika, pandangan B.F Skinner (1938) yang didasarkan pada ide-ide Thorndike, sangat memengaruhi psikologi pendidikan pada pertengahan abad ke-20.
            Skinner berpendapat bahwa proses mental yang dikemukakan oleh psiklog seperti James dan Dewey adalah proses yang tidak dapat diamati dan karenanya tidak bisa menjadi subjek studi psikologi ilmiah yang menurutnya adalah ilmu tentang perilaku yang dapat diamati dan ilmu tentang kondisi-kondisi yang mengendalikan perilaku. Pada tahun 1950-an, Skinner mengembangkan konsep programmed learning (pembelajaran terprogram), yakni setelah murid melalui serangkaian langkah ia terus didorong (reinforced) untuk mencapai tujuan dari pembelajaran.
            Akan tetapi, muncul berbagai keberatan terhadap pendekatan behavioral yang dianggap tidak memedulikan banyak tujuan dan kebutuhan pendidik di kelas. Sebagai reaksinya, pada tahun 1950-an Benjamin Bloom menciptakan taksonomi keahlian kognitif yang mencakup pengingatan, pemahaman, synthesizing, dan pengevaluasian, yang menurutnya harus dipakai dan dikembangakan oleh guru untuk membantu murid-muridnya. Sebuah ulasan di Annual Review of Psychology menyatakan “perspektif kognitif mengimplikasikan bahwa analisis behavioral terhadap intruksi sering kali tidak cukcup untuk menjelaskan efek dari instruksi terhadap pembelajran”. Revolusi kognitif dalam psikologi mulai berlangsung pada tahun 1980-an dan disambut hangat karena pendekatan ini mengaplikasikan konsep psikologi kognitif-memori, pemikiran, penalaran, dan sebagainya untuk membantu murid belajar.
            Jadi, akhir abad ke-20 banyak ahli psikologi pendidikan yang kembalai menekankan pada aspek kognitif dari proeses belajar seperti yang pernah didukung oleh James dan Dewey pada awal abad ke-20. Baik pendekatan behavioral maupun kognitif masih menjadi bagian dari psikologi pendidikan sampai sekarang. Selama beberapa dekade terakhir abad ke-20 ahli psikologi pendidikan juga semakin memerhatikan pada aspek sosioemosional dari kehidupan murid.


MENGAJAR
CARA MENGAJAR YANG EFEKTIF
            Karena mengajar adalah hal yang kompleks dan murid-murid yang bervariasi maka tidak ada cara tunggal yang dugunakan untuk mengajar secara efektif untuk semua hal. Seorang guru harus menguasai beragam perspektif dan strategi, dan harus bisa mengaplikasikannya secra fleksibel. Hal ini membutuhkan dua hal utama,yaitu :
v Pengetahuan dan Keahlian Profesional
Guru yang baik adalah guru yang mampu menguasai materi pelajaran dan keahlian atau keterampilan yang baik. Guru yang efektif memiliki strategi pengajaran yang baik dan didukung oleh metode penetapan tujuan, rancangan pengajaran, dan manajemen kelas. Mereka tahu bagaimana cara memotivasi, berkomunikasi, dan berhubungan secara efektif dengan murid-murid dari beragam latar belakang kultural.
·         Penguasaan Materi Pembelajaran
Guru yang efektif harus memiliki pengetahuan, fleksibel, dan memahami materi. Tentu saja, pengetahuan subjek materi bukan hanya mencakup fakta, istilah, dan konsep umum. Tapi juga membutuhkan pengetahuan tentang dasar-dasar pengorganisasian materi, mengaitkan berbagai gagasan, cara berpikir dan berargumen, pola perubahan dalam satu mata pelajaran, kepercayaan tentang mata pelajaran, dan kemampuan untuk mengaitkan satu gagasan dari suatu disiplin ilmu ke disiplin ilmu lainnya.
·         Strategi Pembelajaran
Prinsip konstruktivisme adalah inti dari filsafat pendidikan William James dan John Dewey. Konstruktivisme menekankan agar individu secara aktif menyusun dan membangun pengetahuan dan pemahaman. Menurut pandangan konstruktivisme ini guru bukan sekedar memberi informasi ke pikiran anak, akan tetapi guru juga harus mampu mendorong anak untuk mengeksplorasi dunia mereka, menemukan pengetahuan, merenung, dan berpikir secara kritis. Konstruktuvisme juga menekankan pada kolaborasi anak-anak saling bekerja sama untuk mengetahui dan memahami pelajaran. Seorang guru yang menganut filosofi konstruktivis tidak akan meminta anak-anak sekedar menghafal informasi, tetapi juga memberi mereka peluang untuk membangun pengetahuan dan pemahaman materi pelajaran.
·         Penetapan Tujuan dan Keahlian Perencanaan Instruksional
Guru yang efektif tidak aka  sekedar hanya mengajar dalam kelas. Mereka juga harus menentukan tujuan pengajaran dan menyusun rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu juga harus menyusun kriteria tertentu agar bisa sukses. Dalam menyusun rencana, guru memikirkan tentang cara agar pelajaran menjadi lebih menantang dan menarik.
·         Keahlian Manajemen Kelas
Aspek penting lain untuk menjadi guru yang efektif adalah mampu menjaga kelas tetap akitf dan mengorientasikan kelas ke tugas-tugas. Guru yang efektif mampu membangun dan mempertahankan lingkungan belajar yang kondusif. Agar lingkungan ini tetap optimal, guru harus senantiasa maninjau ulang strategi penataan dan prosedur pengajaran, pengorganisasian kelompok, monitoring, dan mengaktifkan kelas, serta menangani tindakan murid yang mengganggu keadaan kelas.
·         Keahlian Motivasional
Guru yang efektif harus memilki strategi yang baik untuk memotivasi murid-muridnya agar mau belajar. Yaitu dengan cara membiarkan murid belajar di dunia nyata, agar setiap murid berkesempatan menemukan sesuatu yang baru dan sulit.
·         Keahlian Komunikasi
Yang tidak kalah penting yang dibutuhkan guru efektif adalah keahlian dalm berkomunikasi. Seperti berbicara, mendengar,mengatasi hambatan komunikasi verbal, memahami komunikasi nonverbal dari murid, dan mampu memecahkan masalah secara konstruksif. Keahlian berkomunikasi ini penting untuk berbicara dengan murid, orang tua, administrator, dan yang lainnya, dan tidak terlalu banyak mengkritik, serta memilki gaya komunikasi yang asertif, bukan agresif, manipulatif, atau pasif. 
   Bekerja Secara Efektif dengan Murid dari Latar Belakang Kultural yang Berbeda.
Di dunia yang berhubungan secara kultural ini guru yang efektif harus
mengetahui dan memahami anak dengan latar belakang kultural yang berbeda-beda, dan sensitif terhadap kebutuhan mereka. Guru efektif mampu mendorong murid untuk menjalin hubungan positif dengan murid yang mempun yai latar belakang yang berbeda.
·         Keahlian Teknologi
Guru efektif mampu mengembangakan keahlian teknologi dan mengintegrasikan komputer atau laptop ke dalam proses belajar di kelas. Integrasi ini harus disesuaikan dengan kebutuhan belajar murid, termasuk kebutuhan mempersiapkan murid untuk mencari pekerjaan di masa depan, yang sangat membutuhkan keahlian teknologi dan keahlian berbasis komputer.Selain itu teknologi ini sangat efektif untuk mengajar.

v Komitmen dan Motivasi
Menjadi guru yang efektif juga membutuhkan komitmen dan motivasi. Ini mencakup sikap yang baik dan penuh perhatian kepada murid. Guru mudah tersesat ke sikap negatif, tetapi sikapi ini akan memengaruhi murid dan mengganggu proses belajar mereka.jadi untuk menjadi seorang guru yang efektif itu kita harus mempunyai cara agar kita tetap memiliki komitmen dan motivasi agar tidak mudah tersesat ke sikap negatif yang sangat berpengaruh terhadap proses belajar murid.

         
RISET DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN
            Riset bisa menjadi sumber informasi berharga  untuk memahami strategi mengajar.


Mengapa Riset Itu Penting ???
            Kadang-kadang dikatakan bahwa pengalaman adalah guru yang penting. Pengalaman anda dan pengalaman orang lain, pengalaman administrator, dan para periset bisamembuat anda menjadi guru yang efektif. Akan tetapi,riset yang memberikan informasi valid tentang cara terbaik untuk mengajar bisa membuat anda menjadi guru yang lebih baik.
Pendekatan Riset Ilmiah
            Beberapa orang menganggap psikologi pendidikan sebagai ilmu yang sama dengan ilmu fisika atau biologi. Sains (science) bukan didefinisikan oleh cara sains melakukan investigasi. Yang membuat pendekatan anda ilmiah atau tidak adalah cara anada melakukan penelitiannya, entah itu meneliti fotosintesis, kupu-kupu, bulan di saturnus, atau mengapa ada murid yang bisa kreatif dan ada yang tidak.
            Para ahli psikologi pendidikan bersikap skeptis dan ilmiah dalam memandang pengertahuan. Ketika mereka mendengar bahwa metode tertentu adalah metode yang efektif untuk mengajar untuk membantu murid belajar, mereka akan mencari tahu apakah klaim tersebut didasarkan pada riset ilmiah yang baik atau tidak.  Pendekatan ilmiah dalam psikologi pendidikan dimaksudkan untuk memilih antara fakta dan khayalan dengan menggunakan cara tertentu untuk mendapatkan informasi.
            Riset ilmiah adalah riset objektif, sistematis, dan dapat diuji. Riset ilmiah mereduksi kemungkinan bahwa informasi didasarkan pada keyakinan, opini, dan perasaan personal. Riset ilmiah dilandaskan pada metode ilmiah, sebuah pendekatan yang dapat dipakai untuk menemukan informasi yang akurat.

Metode Riset
            Ada tiga metode dasar yang dipakai untuk mengumpulkan informasi dalam psikologi pendidiakan, yaitu deskriptif, korelasional, dan eksperimental.
v  Riset deskriptif
Riset ini bertujuan mengamati dan mencatat perilaku. Misalnya, seorang ahli psikologi pendidikan mengamati sejauh mana anak-anak bersikap agresif di dalam kelas, atau mewawancarai guru tentang sikap mereka terhadap jenis strategi pengajaran tertentu. Riset deskriptif ini tidak berperan sendirinya bisa membuktikan apa penyebab dari suatu fenomena, tetapi bisa mengungkapkan informasi penting perilaku dan sikap orang. Metode ini mencakup observasi, wawancara, kusioner, tes standar, studi etnografik, dan studi kasus.
v  Riset Korelasional
Riset ini bertujan untuk mendeskripsikan kekuatan hubungan antara dua atau lebih kejadian atau karakteristik. Prinsip riset penting adalah korelasi tidak sama dengan sebab akibat.
v  Riset eksperimental
Riset ini merupakan satu-satunya jenis riset yang dapat mengungkapkan sebab-sebab perilaku. Melakuakan sebuah eksperimen melibatkan pengkajian pengaruh setidaknya satu variabel independen (faktor eksperimental, berpengaruh, dan dimanipulasi) terhadap satu atau lebih variabel dependen (faktor yang diukur). Eksperimen melibatkan penetapan acak terhadap partisipan ke satu atau lebih kelompok eksperimental (kelompok yang pengalamannya dimanipulasi) dan satu atau lebih kelompok kontrol (kelompok yang diperlukan secara sama dengan kelompok eksperimntal kecuali dalam hal faktor yang dimanipulasi). Riset cross sectional melibatkan pengkajian kelompok orang pada satu waktu. Dan riset longitudinal adalah mempelajari orang yang sama dalam kurun waktu tertentu. 


RISET EVALUASI PROGRAM, RISET AKSI, DAN GURU SEBAGAI PERISET
Riset Evaluasi Program 
       Ini merupakan riset yang didesain untuk membuat keputusan tentang efektivitas suatu program.riset evaluasi program ini sering difokuskan pada lokasi atau tipe program tertentu. Karena serinh dimaksudkan untuk menjawab persoalan yang berhubungan dengan sistem sekolah atau sekolah tertentu, hasil riset evaluasi program tidak dimaksudkan untuk digeneralisasikan pada setting lain.
Riset Aksi
       Riset ini dipakai untuk memecahkan problem kelas atau sekolah spesifik, memperbaiki strategi mengajar dan pendidikan, atau untuk membuat keputusan pada tempat tertentu. Tujuan riset aksi ini adalah untuk memperbaiki praktik pendidikan secara langsung dalam satu atau dua kelas, pada satu sekolah, atau beberapa sekolah.
Guru Sebagai Periset
            Ini juga disebut guru periset, berarti bahwa guru dapat melakukan studi sendiri untuk meningkatkan praktik mengajar mereka. Untuk mendapatkan informasi, guru periset menggunakan metode seperti observasi partisipan, wawancara, dan studi kasus. Salah satu teknik bagus yang banyak dipakai adalah wawancara klinis, dimana guru membuat murid merasa nyaman, mau mengungkapkan keyakinan dan harapan, dan guru mengajukan pertanyaan dengan cara lembut atau tidak menuntut.

TANTANGAN RISET
            Salah satu tantangan riset adalah bagaimana cara mendapatkan pengetahuan itu sendiri. Tantangan lainnya adalah soal efek dari riset terhadap partisipan dan bagaimana memahami secara lebih baik informasi yang berasl dari studi-studi riset.
          Sejumlah periset psikologi pendidikan mengakui bahwa sejumlah masalah etika harus dipertimbangkan saat melakukan riset. Kepentingan partispan harus selalu diutamakan. Setiap usaha harus memerhatikan kesetaraan lelaki dan perempuan. Kita perlu memasukkan lebih banyak anak dari kelompok minoritas etnis ke dalam riset psikologi pendidikan. Perhatian khusus adalah pada ethnic gloss. Berhati-hatilah terhadap apa-apa yang dilaporkan oleh media, menarik kesimpulan tentang kebutuhan individual berdasarkan riset kelompok, waspadalah bahawa orang mudah terlalu menggeneralisasikan sampel kecil atau sampel klinis, ketahuilah bahwa satu studi tunggal tidak menghasilkan kesimpulan final, ingat bahwa konklusi sebab akibat tidak bisa diambil dari studi korelasional, dan selalu pertimbangan sumber informasi dan mengavaluasi kredibilitasnya.